Sesuatu yang besar itu selalu berawal dari hal-hal yang kecil, maka jangan pernah sekali-kali meremehkan atau menyepelekan hal-hal kecil tersebut. Sebagaimana usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), meskipun usaha kecil-kecilan, pelaku UMKM umumnya merupakan cikal bakal dari usaha besar. Beberapa contoh usaha besar di Indonesia, bermula dari usaha kecil seperti Kalbe Farma yang memulai usahanya dari sebuah garasi, Kem Chicks yang bermula dari menawarkan telur dari pintu ke pintu, Ace Hardware yang mengawali usaha dari sebuah kios berukuran 3x3 meter, hingga Alfamart yang diawali dari paksaan untuk bertahan hidup dengan mengelola toko kecil-kecilan.

Impian yang kamu miliki merupakan satu dari sekian pondasi kesuksesan. Jika impianmu besar maka action-mu juga harus besar. Banyak UMKM yang bermimpi menjadi usaha besar dan bisa memasarkan produknya baik di dalam negeri hingga ekspor ke luar negeri. Tidak usah muluk-muluk bisa ekspor ke negera besar seperti Amerika, Kanada, Jepang, atau bahkan ke Eropa, cukup di mulai dengan menguasai kawasan ASEAN yang menjadi gerbang untuk menggapai impian yang lebih besar lagi.

Berdasarkan data ASEAN Investment Report 2022, Indonesia menempati posisi pertama untuk jumlah UMKM terbanyak. Jumlah ini mencapai 90% dari jumlah UMKM yang ada di ASEAN. Namun, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional hanya 15,7%. Masih jauh dibandingkan negara ASEAN lainnya, seperti Singapura 41%, Thailand 29%, dan Myanmar 24%.

Mengapa bisa demikian? Padahal, Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar dan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) terbesar di ASEAN. Indonesia juga kaya akan sumber daya alamnya. Apa UMKM Indonesia sebenarnya belum siap ekspor? Lalu, bagaimana caranya agar UMKM siap ekspor? Yuk #SobatSMESCO, pelajari beberapa hal berikut agar kamu siap memasuki pasar ekspor.

Mengetahui alasan mengapa kamu mau ekspor

Kegiatan ekspor harus memiliki arah dan tujuan yang jelas. Untuk itu hendaklah kamu mengetahui alasan mengapa kamu mau ekspor. Hal ini menjadi penting karena banyak UMKM yang gagal ekspor tanpa tujuan yang tepat. Ada berbagai tujuan dalam memulai ekspor, seperti meningkatkan penjualan, mendapatkan laba yang lebih besar, maksimalnya kapasitas produksi, ingin mendapatkan pengakuan, dan sebagainya.

Tujuan yang manakah yang kamu miliki? Dengan tujuan yang tepat dan niat yang kuat, kamu bisa menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memulai ekspor.

Mengetahui keunggulan produk

Keunggulan produk yang ditawarkan kepada importir menjadi suatu hal yang penting. Produk yang memiliki nilai keunggulan berarti mempunyai manfaat yang dibutuhkan bagi konsumen. Keunggulan tersebut bisa berupa harga yang kompetitif, kuantitas produksi yang besar, desain, rasa, serta fungsi dari produk yang kamu tawarkan. Akan tetapi, keunggulan ini harus sesuai dengan target pasar. Karena nilai keunggulan yang dianggap oleh suatu segmen pasar tertentu belum tentu dianggap bagi segmen pasar lainnya.

Oleh karenanya, dalam menonjolkan keunggulan suatu produk, kamu harus memahami karakteristik konsumen yang menjadi target. Karakteristik ini bisa dilihat dari umur, pendapatan, gender dan lainnya yang membuat segmentasi konsumen untuk produkmu menjadi jelas. Selain itu, kamu juga perlu mengetahui produk atau komoditas ekspor apa yang ditujukan ke negara ASEAN seperti berikut ini:

Mengetahui potensi target pasar

Dalam mengetahui potensi target pasar atau negara tujuan ekspor (NTE), kamu bisa melakukannya dengan mengestimasi besarnya pasar negera tersebut dalam permintaan untuk produkmu. Ini bisa dilakukan dengan melihat jumlah penduduk dan tingkat konsumsi untuk produkmu. Kemudian, kamu juga perlu melihat kegiatan re-export yang dilakukan oleh negara ASEAN yang menjadi target ekspor.

Dari 10 negara di kawasan ASEAN, Singapura merupakan mitra dagang utama Indonesia pada 2022 dengan total nilai perdagangan mencapai USD 33,8 miliar, dimana non migas mencatatkan USD 18,7 miliar, terdiri dari ekspor non migas USD 9,7 miliar dan impor non migas USD 9,0 miliar. Secara kumulatif, nilai perdagangan dengan Singapura paling besar dibanding transaksi dengan negara ASEAN lainnya. Namun, jika dirinci berdasarkan arus perdagangan, Malaysia merupakan pasar ekspor terbesar Indonesia dengan nilai USD 15,4 miliar, dimana non migas mencatatkan USD 13,5 miliar. Untuk lebih jelasnya nilai ekspor dan impor Indonesia dengan negara ASEAN dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

 

Selain estimasi besarnya pasar, kamu juga harus melihat tren yang terjadi pada target pasar, budaya dan lingkungan. Penting juga untuk mengukur daya saing produkmu terhadap produk-produk pesaing yang sudah berada pada pasar tersebut. Persaingan ini meliputi harga, kualitas, dan variasi produk. Dengan mengetahuinya, kamu bisa mengukur pangsa pasar yang bisa kamu gapai dalam persaingan.

Mengetahui standar ekspor

Setalah mengetahui target pasar, maka hal berikutnya yang perlu kamu ketahui adalah standar yang dibutuhkan produkmu untuk masuk ke negara tersebut. Standar ini bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

  • Standar wajib, dimana standar ini dibutuhkan karena adanya regulasi dari pemerintah, seperti kandungan produk yang memerlukan uji lab dan di buktikan dalam sertifikat analisis. Contohnya adalah standar batas kontaminasi dan standar maksimal tingkat pestisida. Selain itu, terdapat regulasi standar kemasan dan pelabelan yang diberlakukan pada beberapa negara.
  • Standar umum, dimana standar ini diwajibkan oleh regulasi pemerintah, hanya saja dibutuhkan karena adanya permintaan oleh importir atau konsumen seperti sertifikasi produk, sertifikasi manajemen, dan spesifikasi produk yang minimal harus dipenuhi untuk dapat diterima oleh konsumen pada target pasar tersebut.
  • Standar khusus, dimana standar ini dibutuhkan hanya oleh suatu segmen konsumen tertentu seperti sertifikasi organik, fairtrade, dan sertifikasi sustainability.

Mengetahui prosedur ekspor

Dalam prosedur ekspor, UMKM dapat memilih untuk melakukan ekspor secara langsung maupun tidak langsung. Ekspor tidak langsung hanyalah menyiapkan produk untuk diekspor sehingga kamu hanya fokus untuk memenuhi standar produk. Yang dibutuhan dalam ekspor tidak langsung adalah mengekspor produkmu melalui eksportir/trader berpengalaman atau mengekspor secara undername dengan meminjam izin ekpsor usaha lain.

Sedangkan ekspor langsung, kamu harus mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena melalui prosedur yang lebih panjang. Mulai dari memenuhi persyaratan perizinan eksportir, menyiapkan dokumen ekspor, memahami proses ekspor, memahami incoterms (International Comercial Terms), dan menentukan metode pambayaran Letter of Credit (L/C) atau Non L/C.

 

Dengan mengetahui hal-hal diatas, kamu bisa mulai mempersiapkan usaha dan produkmu untuk siap ekspor memasuki pasar ASEAN. Naikkan nilai produkmu dengan meningkatkan kualitas, rasa, dan desain. Kamu juga perlu untuk melengkapi berbagai sertifikasi produk yang memberikan nilai lebih terhadap produkmu untuk bisa ekspor ke luar negeri. Jangan lelah untuk bermimpi. Impian besar memerlukan action yang besar, dan sesuatu yang besar selalu diawali dari hal yang kecil. Tetap semangat untuk menggapai mimpi menjadi UMKM yang sukses di dalam dan luar negeri.

Maju terus UMKM Indonesia. (AY)