Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, menyebut para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) telah menjadi pejuang ekonomi. Apalagi pada masa pandemi Covid-19 ini, keberadaan UMKM menjadi sangat penting. Sebab, UMKM telah berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional dengan capaian lebih dari 60 persen.

"Apresiasi kepada para UMKM, para pejuang ekonomi kebanggaan bangsa Indonesia, tetap berinovasi dan menjaga optimisme," ujar Teten dalam acara Puncak Peringatan Hari UMKM Nasional 2021, Kamis (12/8).

Di tengah pandemi COVID-19, pemerintah berupaya untuk menyelamatkan para UMKM. Pemerintah mengalokasikan 12 persen atau Rp 161,2 triliun untuk UMKM, pada anggaran pemulihan ekonomi nasional.

Melihat kontribusi PDB yang mencapai lebih dari 60 persen, kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia diprediksi dapat terus meningkat. Hal ini sangat mungkin terjadi, karena saat ini UMKM sudah mulai beradaptasi dan beralih ke digital.

Dorongan masih harus terus di lakukan terhadap UMKM, agar semakin banyak UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital. Data terkini Kementerian Koperasi dan UKM mencatat baru 22,7 persen atau 14,6 juta UMKM yang sudah masuk dalam ekosistem digital. Dimana target pemerintah pada 2024 adalah 30 juta UMKM.

"Baru 22,7 persen UMKM yang hadir dalam ekosistem digital atau sekitar 14,6 juta pelaku usaha," ujar Teten.

Bisnis UMKM memang dikenal bergerak di berbagai sektor, mulai dari kuliner, fashion, hingga kerajinan tangan. Oleh karenanya, produk yang ditawarkan oleh para pelaku UMKM pun semakin beragam.

Jika dibandingkan dengan produk lainnya, produk UMKM cenderung lebih dekat ke masyarakat sebagai konsumennya. UMKM telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia, bukan hanya ada di kota-kota besar saja.

Keberadaan UMKM, secara tidak langsung telah memperkecil jurang ekonomi. Masyarakat di daerah tidak perlu jauh-jauh datang ke kota untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu, tidak salah jika menyebut UMKM sebagai pejuang ekonomi nasional yang sebenarnya di Indonesia.