Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, 6th ASEAN Inclusive Business (IB) Summit akan diselenggarakan pada 23-25 Agustus 2023, di The Mulia Resort Nusa Dua Bali. Kegiatan ini menjadi bentuk kepedulian para pemimpin ASEAN dalam mengenalkan dan menerapkan model bisnis yang inklusif di setiap negara anggota.

ASEAN telah mengenalkan IB sebagai bagian integral dari agenda ekonomi sejak tahun 2017, ketika para Menteri Ekonomi mendukung ASEAN Inclusive Business Framework yang mendorong negara-negara anggota untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelaku usaha yang menjalankan bisnis inklusif.

Sejak saat itu, ASEAN telah menyelenggarakan IB Summit sebanyak lima kali. Dimana IB Summit pertama di laksanakan di Filipina pada 6 September 2017, kemudian yang kedua pada 1 November 2019 di Thailand, yang ketiga pada 29 September 2020 di Vietnam, yang keempat pada 22 September 2021 di Brunei Darussalam, dan yang kelima pada 26-27 Oktober 2022 di Kamboja.

Pada 2022, para Menteri Ekonomi ASEAN mengesahkan pedoman regional untuk Promosi Bisnis Inklusif di ASEAN. Pedoman yang disahkan oleh para Menteri ini menjadi acuan bagi para pembuat kebijakan dan pelaku usaha yang menyajikan instrumen kebijakan dan rekomendasi untuk memfasilitasi adopsi bisnis inklusif secara luas baik di tingkat nasional maupun regional.

Pada IB Summit keenam yang akan belangsung di Bali, Indonesia sebagai tuan rumah mengusung tema “Incentivise Business for Inclusive Growth”. Apa saja agenda utama dan tujuan dari IB Summit keenam di Indonesia?

Berikut ini rangkuman agenda utama dan tujuan dari kegiatan IB Summit yang akan segera berlangsung:

High-Level Ministerial Session for Ministers Responsible for MSME Development

Agenda ini akan mempertemukan para menteri dan pejabat terkait yang membidangi Usaha Kecil Menengah (UKM) di kawasan ASEAN. Pertemuan ini diharapkan akan menghasilkan Adoption of Joint Ministerial Statement yang berisi rencana aksi untuk mempromosikan bisnis inklusif di kawasan ASEAN.

Plenary Session

Agenda ini dibagi kedalam 7 sesi selama 2 hari, dengan berbagai topik yang akan dibahas, antara lain:

  • Session 1: Mobilizing Action for Social Impact Through Inclusive Business
  • Session 2: Building Synergies with Government Strategies and Programmes
  • Session 3: Accreditation of Inclusive Business
  • Session 4: Sustainability and Access to Financing
  • Session 5: IB Ecosystem for Growth and Creating Impact
  • Session 6: Global Perspectives: Experiences in Promoting Inclusive Business
  • Session 7: Exploring Country-Level Partnership

Site Visit

Pada agenda ini, para peserta IB Summit akan mengunjungi dua lokasi di Bali. Lokasi pertama ialah Five Elements Retreat untuk melihat best practices model bisnis inklusif di sector wellness. Sedangkan lokasi kedua adalah Radha Krisna Cooperative untuk memahami ekosistem Koperasi dan UMKM Lokal.

Showcasing & Exhibition

Para peserta, terutama Investor dari Investment Forum akan mengunjungi showcase & exhibition dari Koperasi dan UMKM bisnis inklusif terkurasi untuk meningkatkan peluang investasi. Agenda ini akan dilaksanakan di The Mulia Resort, Smesco Hub Timur & Pasar Nusa Dua.

Gala Dinner & IB Award

Agenda ini berisi sesi penganugerahan penghargaan bagi bisnis inklusif yang telah membuktikan dampak positifnya di masyarakat. Nantinya akan terpilih satu pemenang bisnis dari tiap negara ASEAN yang menerapkan model Bisnis Inklusif.

Business Matching & Investment Forum

Business Matching juga diselenggarakan secara B2B menggunakan ASEAN Access untuk produk kosmetik halal dan alat medis sebagai pre-event IB Summit yang telah dimulai sejak 17 Agustus 2023. Sedangkan Investment Forum mempertemukan para pelaku bisnis inklusif dengan para calon investor, dengan agenda:

  • Session 1: Investment Opportunities for Inclusive Business in Agriculture and Food Systems
  • Session 2A: Financing Inclusive Business in Agriculture and Food Systems
  • Session 2B: Speed Dating
  • Session 3B: Speed Dating (continued)
  • Session 4A: Investment Opprtunities in Agritech
  • Session 4B: Speed Dating (continued)

Itulah beberapa agenda utama IB Summit 2023 yang akan segera berlangsung. Bicara mengenai bisnis inklusif, taukah kamu apa itu bisnis inklusif? Jika belum, yuk sama-sama kita kenalan dengan bisnis inklusif.

Apa itu bisnis inklusif?

Perkembangan perekonomian negara-negara Asia Tenggara selama beberapa tahun terakhir bisa dibilang memuaskan. Jutaan lapangan pekerjaan baru, investasi meningkat dan tentunya berdampak pada peningkatan kesejahteraan. Hanya saja kabar perekonomian yang terus menerus maju tetap dihantui oleh jutaan orang yang masih hidup dalam kemiskinan.

Kondisi seperti ini jelas imbas dari keuntungan ekonomi yang hanya bersifat eksklusif dan hanya dirasakan oleh kelompok tertentu saja. Tanpa disadari, karena dibiarkan, kesenjangan antara ‘si kaya’ dan ‘si miskin’ pun semakin lebar, sehingga sudah saatnya semua orang beralih pada metode inclusive business atau bisnis inklusif.

Di kutip dari berbagai sumber, bisnis inklusif adalah badan usaha mandiri yang produktif dan berhasil mengintegrasikan kelompok berpenghasilan rendah yang ada di dasar piramida ekonomi, ke dalam nilai-nilai bisnis mereka.

Bagaimana Semua itu Dapat Terjadi?

Karena bisnis inklusif mengutamakan penciptaan nilai, bukan sekedar merangkai value itu sendiri. Sesuai dengan prinsip non-diskriminasi, bisnis inklusif dapat menjadi peluang ekonomi bagi kelompok berpenghasilan rendah tanpa harus terpaku pada keuntungan yang berlebihan.

Dengan bisnis inklusif yang tepat, penghidupan dan akses bagi kelompok berpenghasilan rendah akan semakin luas. Karena memang melalui bisnis inklusif, masyarakat miskin yang belum pernah mendapat layanan di berbagai sektor bisnis akan bisa menjadi pemasok, pekerja, distributor, pengecer, bahkan pelanggan.

Mengapa Bisnis Inklusif Penting?

Tidak ada alasan mengapa penerapan bisnis inklusif saat ini begitu penting. Menurut IFC (International Finance Corporation), bisnis inklusif memaikan peran yang sangat penting dan mendasar dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Apalagi pandemi Covid-19 yang baru saja berakhir, membuat penerapan bisnis inklusif harus menjadi fokus utama para pelaku usaha.

Impian Pembangunan Berkelanjutan PBB untuk memutus rantai kemiskinan pada tahun 2030 akan segera menjadi kenyataan jika bisnis inklusif terus berlanjut. Meski terdengar mirip dengan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR, bisnis inklusif sebenarnya memilik perbedaan penting, karena konsepnya bertujuan untuk memberikan dampak sosial yang positif pada kelompok berpenghasilan rendah.

 

Dengan berlangsungnya ASEAN IB Summit ini, diharapkan acara tahunan ini dapat berjalan sukses dan menghasilkan output konkret dalam mendorong model bisnis inklusif yang berdampak besar terhadap UMKM Indonesia di kawasan ASEAN. Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat mempromosikan Koperasi dan UMKM lokal, terutama para bisnis inklusif yang mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.